15.12.10

PUISI ANAK KATA-KATA


TUHAN

Alif lam mim’
Siapa.......?
Apa........?
Dimana.......?
Bagaimana.......?
Wujud nyata......maya.....?
Dzat
Agung, Suci, Akbar
Maha diatas segala
Perkasa, penguasa,pengasih dan penyayang, pengampun dan penghukum

sembilan-sembilan nama
atau masih lebih..?
Tak bisa , sulit dan tak mungkin
Untuk melihat-Nya


Tapi bukan mustahil

Ada diantara segala yang ada
Hadir diantara semua yang hadir
Dekat pada yang dekat
Dan jauh dari yang jauh

Ghaib adalah pintu
Menuju ke titik terang

Sembilan puluh sembilan
Nama terindah
Genap seratus
Adalah
Menyatu dengan mahluknya




AKU

Aku adalah ketidak pastian,
yang bernafas dengan udara kebimbangan

Segala yang kuanggap benar adalah salah
Pikiran, impian maupun perbuatan

Diamku adalah kemelut, yang tak henti-hentinya
Tuk menggeliat,bergolak dan membara

Aku adalah puncak gunung yang sepi, tenang dan kokoh

terkadang  juga
begitu angkuh melawan kerasnya badai kenyataan

ledakan jiwaku menggelegar menghancurkan segala isi
rimba-rimba kesombongan

Aku adalah samudera luas yang membentang dengan berjuta
Misteri dan kehampaan

Aku adalah mutiara bersepuh debu dan kotoran menjijikkan

Diamku adalah gerak

Gerak mundur kebelakang, tuk maju melesat kedepan

Sahabatku adalah kesendirian, sepi dan kebosanan

Musuhku adalah setan-setan  pemuja kebusukan dan kemunafikan
Yang berjubah keangkuhan
bersenjatakan kepicikan
dan bertopeng kemuliaan

Anakku adalah karya
kata-kata, suara , gerak dan warna
yang kusimpan dalam telur-telur besi
Menunggu tuk pecah menetas
Sekarang, besok, lusa atau setelah aku hilang terkubur
Oleh waktu
Aku adalah kau, dia, dan mereka.



LUKISAN

Lukisan adalah cermin kehidupan

Saat goresan pensil mengawali kisah
Tumpahan cat mewarnai langkah
Dan bingkai emas mengakhiri perjuangan

Lukisan adalah seni abadi
Sebagai prasasti kejujuran hati
Tak hanya dilihat, tapi juga dirasakan

Seperti itulah kehidupan
Kadang terasa membosankan
Terkadang juga mengagungkan

Lukisan adalah peta takdir dari Tuhan



TAMAN HIDUP


Terbaring berselimut beku
Sembunyi diantara hamparan lebat
rimba raya

Beratap kabut bertahta misteri
Di bumi Argopuro yang luas  membentang

Terdiam membisu
Di bawah bayang-bayang matahari
Dan semerbak harum
Dewi Rengganis

Taman hidup adalah sahabat
Bagi jiwa-jiwa suci
Yang mencari jati diri
Atau sekedar mencari inspirasi


Taman hidup adalah nyawa

Bagi indahnya alam Argopuro
Laut diatas gunung
Berpantai lumpur dan akar-akar rumput

 Dunia lain
Yang menyimpan lembar-lembar misteri
Dan sejarah yang pasti berulang










MALAM

Kembali tiba saat-saat yang sunyi
Senyap tak bersinar, tak berpendar cahaya bintang
Hanya jejak-jejaknya saja yang terpantul lewat bulan

Suara jangkrik menggonggong keras
Memecah keheningan

Monoton
Menemani monolog yang sedang berlangsung
Tetes akhir kopi dan asap rokok turut bersanding

Sesekali desir angin menyapa kulit
Suara pucuk-pucuk bambu yang saling menggores
turut menyentuh senyapnya pikiran

Tak lagi kutemui selain saat-saat seperti ini
Membawaku kedunia sufi
Yang mistik dan penuh misteri
Menguak berjuta rahasia ilahi
Oh...malam
Engkau adalah sajadahku
Yang kuhampar diatas menara perenungan



Engkau...adalah tempat perjanjian
Antara aku dengan-Nya

Tuk saling bertemu
Berdua berdekatan

Diantara jutaan pasir yang terlelap
Aku adalah salah satu butirnya yang masih terjaga

Menanti terjangan ombak
yang kan membawaku
Tenggelam dalam samudera kemakrifatan






DIAM

Tak bergerak
Hanya terdiam saja
Masih bernafas
Berteman lamunan dan khayalan
Memendam semangat yang membara
Tapi masih beku oleh keraguan
Yang merupakan musuh bagi kenyataan
Kubunuh saja diri ini
biar kutunggu jiwa-jiwa pemberani yang kan
Merasuk dan membangkitkan
Ah......tidak...!!!

Biarlah diam ini menjadi energi
Yang kelak kan meledak
Jauh melampaui kenyataan saat ini
Hingga aku tak dianggap mati


LARI
Berlarilah sekuat tenagamu
Lalui tajamnya kerikil dan kencangnya badai yang menghadang
Biar kulompati tembok-tembok kenyataan
Kuhiraukan derasnya hujan dan halilintar
Kita lewati genangan darah dan air mata
karena jauh disana, menunggu kejayaan
yang tak mungkin terbaca oleh akal
karena kau dan aku hanyalah tawanan
yang terkekang oleh jaman
dan terpancung oleh ketakutan

Keberanian adalah senjata

Keyakinan adalah pasukan
Dan kejujuran adalah jubah
Tuk meraih mimpi-mimpi
Menjadi kemenangan yang nyata


0 komentar: